Materi

[Materi][twocolumns]

Bedah Buku Komunitas Fiksi Kudus pada Pekan Inspirasi Kudus

kofiku
Narasumber dan Pembedah


Bedah Buku Mendayung Impian dan Sekawanan Gagak di Jurang Babi Yar



Sabtu (10/12) pukul 15.45  lalu, Komunitas Fiksi Kudus (Kofiku) ikut mengisi rangkaian acara Pekan Inspirasi Kudus yang diadakan oleh Kelas Inspirasi Kudus di Kudus Extension Mall. Kumpulan cerpen perdana Komunitas Fiksi Kudus, Sekawanan Gagak di Jurang Babi Yar mendapat apresiasi dari kalangan komunitas yang salah satunya diminta untuk dibedah bersama buku Mendayung Impian, sebuah novel inspiratif karya Reyhan M. Abdurrohman.

Buku yang digarap oleh dua belas penulis anggota Kofiku ini berkesempatan untuk dikenalkan terhadap publik secara lebih dekat. Sebagai narasumber dari buku ini adalah Anam Adikara (Kang Aa) dan Imam Khanafi, dua penulis dari buku tersebut. Al Mahfud, pembedah yang didatangkan dari Pati secara lugas, kritis, dan sangat apresiatif, menunjukkan garis besar isi dari buku Sekawanan Gagak di Jurang Babi Yar

Menurutnya terdapat tiga cerpen yang sudah memenuhi standar ‘matang’ untuk cerpen yang baik, dan bisa dikatakan sebagai penyukses buku ini. Namun bukan berarti Al Mahfud mengabaikan cerpen-cerpen lain, justru pembedah menemukan keragaman yang tak tertebak di dalamnya. Sekawanan Gagak di Jurang Babi Yar dianggap sudah bisa dikatakan menjanjikan sebagai bentuk produktivitas sebuah komunitas literasi.

Kak Umi, moderator dari acara ini, juga merupakan pembedah dari novel Mendayung Impian-nya Reyhan M. Abdurrohman. Sebagai pemimpin komunitas, Reyhan melalui novel ini membuktikan profesionalitasnya. Buku yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada 2014 lalu ini mengisahkan alur yang mengharukan, sebuah perjuangan yang berat dalam mencapai cita-cita yang sangat sederhana; menjadi seorang guru. Kisah ini bermula saat Tevano, lelaki asal Kudus yang keinginannya tersebut ditentang oleh kedua orangtuanya, hingga ia nekat pergi ke suatu tempat asing dan tak ramah aksesnya demi mengejar cita-citanya menjadi seorang guru. Perjuangan Tevano mengalami pahit getir di rimba yang tak pernah ia kunjungi sebelumnya menjadi inspirasi bahwa jika kita menginginkan sesuatu yang berharga, pasti tidak mudah jalannya. Pasti butuh diperjuangkan. Justru ujian itulah yang membuat suatu perjalanan menjadi bermakna. Mendayung Impian sukses membuat kita sekali lagi termenung, adakah yang sedang kita perjuangkan, apakah kita mampu berjuang sekeras Tevano untuk meraihnya?

kofiku
Penulis Buku Sekawanan Gagak di Jurang Babi Yar

Dalam kesempatan tersebut, Kak Reyhan juga berbagi tips menulis untuk menjawab berbagai pertanyaan seputar teknik menulis. Audiens sangat antusias di sesi pertanyaan. Ternyata banyak teman-teman yang tertarik dengan aktivitas menulis namun mendapat kesulitan dalam melakukannya. Pertanyaannya beragam; apakah itu menulis fiksi, bagaimana bila mengalami kebuntuan dalam menulis, apa hubungannya menulis dengan kehidupan, dan lain sebagainya.

Salah seorang senior Kelas Inspirasi, Kak Suhar yang datang dari Jakarta, sempat melontarkan pertanyaan kepada Kak Reyhan, “Kan Kak Reyhan suka fiksi, nah ini kebalikan dari saya. Justru saya nggak suka sama buku fiksi. Saya sukanya non fiksi. Kenapa Kakak lebih memilih karya fiksi, Kak?”

Pertanyaan ini pun dijawab santai oleh Kak Reyhan, “Nah kebalikan dari Kak Suhar, saya justru sangat nggak suka sama nonfiksi.” 

Tawa audiens pun pecah membuat suasana bedah buku semakin hangat. Kak Reyhan menuturkan bahwa karya fiksi lebih nyaman dan enak dibaca, bukan berarti fiksi yang hanya karya bohongan itu cuma sebagai hiburan di tengah kepenatan akan problematika hidup, karena di dalamnya amanat dan pesan serta apa pun bisa disampaikan dengan lebih halus, tidak menggurui dan menyenankan. Secara tidak sadar pembaca juga akan mendapatkan inspirasi dan pengalaman-pengalaman berharga yang dilalui tokoh yang dikisahkan dalam karya fiksi tersebut.

"bukan berarti fiksi yang hanya karya bohongan itu cuma sebagai hiburan di tengah kepenatan akan problematika hidup, karena di dalamnya amanat dan pesan serta apa pun bisa disampaikan dengan lebih halus, tidak menggurui dan menyenankan"

Salah seorang audiens bertanya bagaimana cara menghadapi kebuntuan dalam menulis dan dijawab dengan ulasan beragam dari para narasumber. Berbeda dari yang lain, Kak Imam menjawab paling nendang, 

"Kalau mampet ya sudah tinggalkan. Ngapain dilanjutkan. Tinggal tidur. Besoknya baru dicoba lagi"

Selain itu salah seorang adik dari Tunas Bangsa bertanya mengenai salah satu judul cerpen dalam buku Sekawanan Gagak di Jurang Babi Yar, Taessomancy. Sebelumnya Kak Mahfud mengulas bahwa cerpen ini termasuk salah satu karya yang dikatakan matang tadi, dan sangat kentara sekali bahwa cerita ini ditulis oleh seorang penggemar berat Harry Potter karena isinya sangat erat dengan dunia Harry Potter. Adik Tunas Bangsa tadi bertanya bila cerpen ini mirip dengan cerita Harry Potter, lalu apa perbedaannya?

kofiku
Kak Fadlila menjawab pertanyaan penanya tentang cerpennya

Kakak-kakak narasumber mempersilakan penulis cerpen Taessomancy yang menjawab langsung. Kebetulan , Kak Fadilah penulisnya juga hadir di baris penonton. Ia menjelaskan bahwa cerpen ini justru sama sekali tidak mirip dengan Harry Potter. Cerpen ini mengisahkan kehidupan salah seorang Potterhead (sebutan untuk fans berat Harry Potter) yang menggila, hingga menerapkan seluruh kehidupan sihir gubahan JK. Rowling ke dalam kehidupan nyatanya. Ternyata tokoh ini juga memiliki bakat meramal dengan daun teh (taessomancy) yang membuat kesan penyihir semakin melekat dalam diri tokoh. Cerpen ini juga memberi kritik terhadap para fans yang terlalu fanatik, dan mengambil tokoh Potterhead sebagai permisalan.

Seluruh penanya yang hadir merasa puas dengan jawaban narasumber. Sebagai rasa terima kasih atas apresiasi, Komunitas Fiksi Kudus membagikan masing-masing satu buku kepada penanya.

kelas inspirasi kudus
Buku untuk penanya pertama

Pukul lima sore, acara berangsur-angsur usai setelah melewati sesi foto bersama kakak-kakak Panitia Lokal Kelas Inspirasi Kudus, dan penyerahan ucapan terima kasih kepada Pembedah. Rangkaian acara Pekan Inspirasi terus berlanjut sementara anggota Kofiku yang hadir, seluruh audiens yang hadir pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan gembira tak terkira.

Oleh: Fadlilah

No comments:

Kegiatan

[Kegiatan][bleft]

Karya Kami

[Karya Kami][bleft]

Galeri

[Galeri][twocolumns]