Postingan

Bahasa dan Sastra: Pilar Penjaga Jiwa Bangsa

Gambar
Di tengah derasnya arus globalisasi, bahasa sering kali diperlakukan layaknya benda sekali pakai: digunakan untuk kebutuhan sesaat, lalu diabaikan tanpa penghormatan. Ungkapan seperti terima kasih, hatur nuhun atau selamat datang, sugeng rawuh, yang sarat makna budaya, kini jarang terdengar. Sebaliknya, sapaan seperti thanks atau welcome semakin mendominasi. Fenomena ini mencerminkan lebih dari sekadar pergeseran gaya komunikasi; ini adalah ancaman nyata terhadap identitas budaya.  Ketika kosakata lokal mulai tergantikan istilah asing, kita tidak hanya kehilangan kata-kata, tetapi juga makna, nilai, dan kebanggaan sebagai sebuah bangsa. Berapa banyak kata-kata klasik kita yang kini tersingkir oleh istilah-istilah asing yang seolah lebih bergengsi? Apakah kita sadar bahwa dengan membiarkan ini terjadi, kita sedang merobek-robek akar budaya kita sendiri? Pergeseran ini paling nyata terlihat dalam percakapan sehari-hari generasi muda. Kalimat seperti, "Gue bener-bener nggak ngerti, k...

Menulis Itu Bullshit

Gambar
Ada perasaan kurang nyaman membaca judul di atas. Ya, kita lalu membayangkan gambaran mental yang menyakitkan dari judul di atas. Tapi, begitulah kenyataannya, sejak zaman Aristoteles manusia selalu tertarik dan mengambil tindakan   atas dorongan dua hal, yakni hal yang menyakitkan dan hal yang menyenangkan, hal yang menjadi masalah, dan hal yang memecahkan masalah. Dua hal ini dieksploitasi, dielaborasi, dimanipulasi, dimonetisasi hingga sedetil-detilnya dan lahirlah berbagai jenis atau genre tulisan, storytelling, copywriting, presentasi, negosiasi, dan… penipuan berkedok investasi. Menulis memang sering dianggap omong kosong alias bullshit, namun di balik itu tersimpan kekuatan luar biasa yang mampu menggerakkan dunia. Tulisan adalah alat. Seperti pisau, ia bisa menyelamatkan atau melukai. Ia bisa menyebarkan kebenaran atau menanamkan kebohongan. Semua tergantung pada siapa yang memegangnya dan bagaimana ia digunakan. Para terkenal menggunakan pisau itu untuk melakukan hal-h...

Bincang Buku Sang Tandak, Mendalam dan Puitis

Gambar
Lantunan larik-larik puisi dari PvL yang dinyanyikan oleh Untung Basuki membuka acara peluncuran dan bincang buku Sang Tandak di Sidji Coffee pada malam cerah di akhir bulan September (Rabu, 27/09/2023). Novel Sang Tandak yang sebelumnya dimuat di Suara Merdeka sebagai cerita bersambung ini dibincangkan oleh dua pembicara, yakni Kanzunnudin dari Universitas Muria Kudus, dan Hasan Aoni dari Omah Dongeng Marwah. Acara ini dihadiri oleh puluhan orang, mulai dari peminat sastra, jurnalis, blogger, hingga dosen. Secara resmi acara dibuka oleh Pj Bupati Kudus, Bergas C Penanggungan. Malam itu penulis buku Sang Tandak, Yit Prayitno juga menerima kejutan kue ulang tahun dari panitia. Novel Sang Tandak bercerita tentang penari (tandak) asal Surakarta yang bertandang ke Kota Kudus untuk menghibur dihadapan Bupati Kudus di Pendopo. Sebuah kisah berlatar sejarah, terkait politik dan kehidupan asmara seorang Bupati. Sepanjang novel, pembaca bisa menemukan data-data historis tentang kota Kudus pada ...

Buletin Sastra Kofiku Edisi 1, Januari 2021; Rumah dan Keluarga

Gambar
Rumah yang Nyaman untuk Penulis dan Pembaca Rumah adalah tempat berlindung paling nyaman untuk berteduh dari panas, hujan, bahkan letih serta penat. Di sinilah penghuninya perlu menjadikan suasana rumah menyenangkan, untuk beraktivitas, ataupun sarana pelepasan kejenuhan. Kaitannya dengan kegiatan tulis-menulis sendiri, rumah adalah wadah bagi pemiliknya untuk berkarya, serta tempat singgah bagi pembaca untuk menuntaskan dahaganya. Di dalam proses menulis, tentu saja akan menemui hambatan, entah karena sibuk atau suasana hati (mood)sedang buruk. Hal tersebut tentu dapat mengganggu berjalannya proses kreatif hingga terbentuknya karya. Buletin Sastra Kofiku terbit agar bisa menjadi wadah kreatifitas dengan tujuan menaungi karya-karya penulis baik dari dalam maupun luar kota Kudus. Semoga edisi perdana ini mampu menjadi jawaban sebagai ruang tumbuh dalam berkarya, serta sarana menuntaskan dahaga para pembaca. Pimpinan Redaksi Reno Setia Budi Laksana Daftar Isi Buletin Cerita Pendek Kinant...

[GALERI] Ngobrolin Karya Ngerayain Milad - 4 Agutus 2019

Gambar
Foto bersama sebelum pulang El Eyra - MC Dimas Nugraha membacakan salah satu puisi dalam Pecah Reyhan M Abdurrohman membacakan potongan cerita dalam bukunya Bagus Dwi Hananto membacakan potongan cerita dalam bukunya Aditya G Erlangga mengulas buku Pecah Shoma Noor Fadlillah mengulas buku Chiang Mai Arif Rohman mengulas buku Elegi Sendok Garpu Icha Sukahar - MC KB Kustik Peserta Antusias Peserta Antusias Dimas Nugraha KB Kustik Panitia Kofiku Penanya Pertama Penanya Kedua Penanya Ketiga Tiga Penulis Kudus

Ngobrolin Karya Ngerayain Milad - Milad Komunitas Fiksi Kudus (Kofiku) ke-4

Gambar
Minggu (4/8/19) Susu Moeria Cafe penuh seperti minggu-minggu sebelumnya. Namun ada yang berbeda, karena acara perayaan milad Kofiku (Komunitas Fiksi Kudus) ke-4 digelar di sana. Acara bertajuk Ngobrolin Karya Ngerayain Milad itu menghadirkan tiga penulis asli Kudus yaitu Reyhan M Abdurrohman penulis novel remaja Chiang Mai , Bagus Dwi Hananto penulis novel sastra Elegi Sendok dan Garpu , serta Dimas Nugraha penulis buku kumpulan puisi Pecah . Peserta memadati bangku depan panggung sejak pukul 08.45 WIB. Barulah sekitar pukul 09.15 WIB pembawa acara yakni Icha Sukahar dan El Eyra membuka acara. Mereka memperkelankan Kofiku secara singkat yang lahir pada 14 Juli 2019. Tujuan diadakannya acara ini pun dipaparkan secara singkat. “Aku simpan pecahan kaca dalam saku. Seperti kusimpan kau dalam masa lalu,” begitu penggalan puisi dalam buku Pecah yang dibacakan langsung oleh Dimas Nugraha mengawali acara Ngobrolin Karya Ngerayain Milad pagi itu. Tak hanya pembacaan penggalan k...

Liputan Ngobrolin Karya Ngobrolin Sastra Komunitas Fiksi Kudus (Kofiku) oleh Tribun Jateng

Gambar
Edi AH Iyubenu dan Ali Sofyan TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Komunitas Fiksi Kudus (Kofiku) menyelenggarakan kegiatan bertajuk "Ngobrolin Karya, Ngobrolin Sastra" di Warung Kopi Baca Kudus, Jumat (5/4/2019) malam. Dimeriahkan berbagai komunitas, hajatan literasi tersebut diisi dengan berbagai acara, antara lain bedah karya, musikalisasi puisi, live panting, dan diskusi pengalaman bersastra. Menghadirkan sastrawan sekaligus CEO Diva Press Group, Edi Mulyono alias Edi AH Iyubenu, acara tersebut berlangsung hingga tengah malam. Ketua Kofiku Reyhan M. Abdurrohman menjelaskan, Kofiku sebagai komunitas literasi menyelenggarakan acara tersebut dengan harapan dapat memberi inspirasi dan suntikan semangat bagi peminat dunia baca-tulis di Kudus. "Dengan berbagai acara, antara lain ngobrolin antologi puisi tentang sampah karya anggota Komunitas Kresek (kreasi sampah ekonomi kota), diharapkan semangat para peserta untuk menulis buku semakin terpacu," ujarnya. Diund...