Materi

[Materi][twocolumns]

Setelah Tulisan Selesai, Lakukan Hal Berikut


Oleh : Reyhan M Abdurrohman*

Tentu setelah kita berhasil menyelesaikan tulisan kita, kita akan merasa lega, merasa bahagia, merasa hebat. Bahkan kita akan merasa tulisan kita sudah bagus, bahkan saking percaya dirinya menganggap ini adalah tulisan terbaik yang pernah kita buat. Halah.

Sebenarnya  itu tak masalah, karena memang manusiawi sekali. Setelah kita berhasil menyelesaikan tulisan kita rasanya akan sangat lega. Karena sesungguhnya apa pun itu, menyelesaikan hal yang sudah kita mulai memang bikin lega sekaligus bahagia. Tapi tunggu dulu, jangan senang terlebih dahulu karena perjuangan belum selesai.  Tulisan itu jangan langsung dipublikasikan atau dikirim ke media, karena kita HARUS MENINJAU ULANG tulisan kita. Tahapan ini jangan sampai terlewatkan, karena akibatnya cukup fatal.


"Write Drunk
Edit Sober"
--Ernest Hemingway


Benar apa yang dikatakan Ernest bahwa kita memang perlu menulis sebebas bebasnya seperti orang mabuk/gila/kesetanan, tapi setelah tulisan itu selesai, tahap selanjutnya adalah menyunting ulang. Jadilah orang yang paling teliti di dunia, dan jadilah orang paling tega terhadap tulisanmu sendiri. Bahkan bisa jadi kita akan memangkas banyak sekali tulisan yang sudah susah payah kita tulis. Mengerikan, bukan? Tapi memang begitulah tahapannya. Kita baru akan menjumpai banyak kesalahan setelah tulisan itu kita baca ulang.

Berikut adalah hal yang perlu kita perhatikan setelah menyelesaikan tulisan kita dan memasuki tahap editing atau penyuntingan:

1. Memangkas Adegan yang Tidak Perlu

Untuk menemukan mana adegan yang dianggap tidak perlu, kita harus membaca ulang tulisan kita. Perhatian tiap-tiap adegan, pikirkan ulang, apakah perlu atau tidak, apakah jika dihapus akan merubah cerita atau tidak. Jika dihapus tidak akan merubah cerita dan tidak memberikan efek apa apa, lebih baik hapus saja. Di sini kita dituntut untuk tega.

2. Apakah Ada Kejutannya?

Saat dibaca ulang, apakah kita merasa menemukan kejutan-kejutan atau adegan yang menghentak atau twist? Jika tidak ada sama sekali, lebih baik rombak lagi, agar ceritamu tak kaku dan membosankan. Bikin cerita dengan kejutan-kejutan agar lebih bervariasi. Baca berulang-ulang agar menemukan adegan yang pas dan tidak cacat logika.

3. Periksa Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia

Saat menulis kita sering kali melupakan (bahkan memang dikesampingkan) urusan Ejaan Bahasa Indonesia. Ya, inilah saatnya untuk memperbaiki semua ejaan dan tanda baca yang salah, biar tulisanmu jadi rupawan. Belajar lagi Ejaan Bahasa Indonesia, perhatiakn tanda baca, kata baku dan lain-lainnya. Kamu bisa belajar dari buku pedoman atau banyak baca buku. Saat sedang baca buku, jangan hanya menikmati ceritanya, tapi perhatikan juga tanda baca dan penggunaan kata bakunya.

4. Minta Pendapat Orang Lain

Kamu juga bisa meminta pendapat orang lain mengenai tulisanmu. Usahakan minta pendapat dari sisi pembaca dan penulis, karena penilaian keduanya bisa jadi berbeda. Kamu bisa mengambil usulan atau pendapat yang baik dan sesuai dengan kamu dari mereka. Saring saja, jangan semuanya diambil, berat, kamu tidak akan kuat, kebingungan nanti. Minta pendapat seperlunya saja, jangan terlalu banyak karena hanya akan membuatmu bingung dengan saran dan kritik mereka. Intinya ambil saran dan kritik yang sekiranya mampu kamu lakuin.


Tetap menulis, jangan lupa membaca dan belajar memperbaiki tulisan kita agar terus berkualitas.


* ketua Komunitas Fiksi Kudus

Materi ini disampaikan pada diskusi daring di grup whatsapp Kofiku pada 3 Maret 2018

No comments:

Kegiatan

[Kegiatan][bleft]

Karya Kami

[Karya Kami][bleft]

Galeri

[Galeri][twocolumns]