Materi

[Materi][twocolumns]

Bincang Buku Sang Tandak, Mendalam dan Puitis



Lantunan larik-larik puisi dari PvL yang dinyanyikan oleh Untung Basuki membuka acara peluncuran dan bincang buku Sang Tandak di Sidji Coffee pada malam cerah di akhir bulan September (Rabu, 27/09/2023). Novel Sang Tandak yang sebelumnya dimuat di Suara Merdeka sebagai cerita bersambung ini dibincangkan oleh dua pembicara, yakni Kanzunnudin dari Universitas Muria Kudus, dan Hasan Aoni dari Omah Dongeng Marwah.


Acara ini dihadiri oleh puluhan orang, mulai dari peminat sastra, jurnalis, blogger, hingga dosen. Secara resmi acara dibuka oleh Pj Bupati Kudus, Bergas C Penanggungan. Malam itu penulis buku Sang Tandak, Yit Prayitno juga menerima kejutan kue ulang tahun dari panitia.


Novel Sang Tandak bercerita tentang penari (tandak) asal Surakarta yang bertandang ke Kota Kudus untuk menghibur dihadapan Bupati Kudus di Pendopo. Sebuah kisah berlatar sejarah, terkait politik dan kehidupan asmara seorang Bupati.


Sepanjang novel, pembaca bisa menemukan data-data historis tentang kota Kudus pada masa Hindia Belanda. Kanzunudin mengungkap ketika membaca novel Sang Tandak, kita tidak bisa lepas dari sosok penulisnya yang seorang jurnalis. Singkatnya, novel ini masih terasa kuat sebagai laporan jurnalistik dibanding estetika sastranya.


Hal ini juga diungkap Hasan Aoni, yang merasa terlalu banyak data historis yang ditampilkan dalam novel ini. Lebih lanjut, ia menyoroti logika cerita dalam novel Sang Tandak. Ia juga menyebutkan beberaa poin yang menurutnya kurang logis.



Yit Prayitno, pada kesempatan menjawab pertanyaan dari Sri Subekti, blogger Kudus, mengatakan menerima segala masukan dan kritikan. "Memang tidak sempurna dan saya tidak anti kritik," kata penulis yang juga wartawan Suara Merdeka ini.


"Saya memang menulis novel ini hasil dari membaca data-data sejarah," jelasnya.


Acara yang diselenggarakan Forum Kalen (Kamis Legen) bekerjasama dengan Sidji Coffee dan Betanews ini juga dimeriahkan oleh Giwang Topo dan Petruk van Loano (PvL), diantaranya mengenalkan lagu yang digubah dari puisi PvL berjudul "Kopi Susu". Novel ini juga dibuatkan soundtrack khusus, lagunya berjudul "Taroe Tanduk". Pengunjung yang hadir tidak hanya disuguhi diskusi buku yang mendalam dari pembicara yang dihadirkan, pun suguhan musik yang digubah dari puisi.


Fajar Kartika, moderator, pada akhir acara bincang buku malam itu menyampaikan, Forum Kalen membuka kesempatan bagi para hadirin jika memiliki naskah bisa diusulkan untuk dibedah atau diterbitkan bekerja sama dengan Forum Kalen. (Arif Rohman)

No comments:

Kegiatan

[Kegiatan][bleft]

Karya Kami

[Karya Kami][bleft]

Galeri

[Galeri][twocolumns]