Materi

[Materi][twocolumns]

Sharing Kepenulisan Bersama Anggi Putri - Tamu Istimewa 20/10/2018

Anggi Putri Kofiku

Biodata

Nama: Anggi Putri
Tempat/Tanggal Lahir: Jombang, 9 Juli 1995
Domisili: Surabaya
Pekerjaan: Content Writer (Freelance)
Hobi: Menulis, Memasak, Jalan-Jalan

Buku atau karya yang telah diterbitkan:

1. Siluet Jingga (kumcer, 2014, Diandra)
2. Angin Kembara (puisi, 2015, Pustaka Kata)
3. Laku(na) (puisi, 2016, Kekata)
4. Kelana Entah (autobiografi, Goresan Pena Publishing)

Menjuarai berbagai macam perlombaan di dunia literasi. Pernah menjadi pemateri di berbagai workshop literasi. Karyanya juga pernah dimuat di berbagai media seperti Radar Surabaya, Radar Banyuwangi, Radar Jombang, Radar Mojokerto, dan masih banyak lagi.


Tanya Jawab


Tanya
Hai Kak Anggi. Usianya masih muda banget tapi sudah kerenn. Mirip RA Kartini ya. Yang mau saya tanyakan adalah:
1. Kapan Kak Anggi belajar nulis? Butuh berapa tahun hingga sekeren itu (jadi narsum di banyak tempat, tulisa mejeng di mana-mana, dan jadi anggota DKJ Jombang).
2. Terus gimana Kak Anggi membagi waktu antara pekerjaan, hobi, dan menulis?

Jawaban
Kalau dibanding RA Kartini lebih keren beliau, saya belum apa-apa.
Pertama, untuk menulis dan mulai terbit tulisan di media cetak maupun online mulai 2013-an. Namun saya sudah menulis rutin sejak SD. Waktu terkadang memang bukanlah tolak ukur sebuah pencapaian, namun usaha dan doa yang menjadi peran utama. Barangkali saya pada tahun-tahun itu mulai bergerak dan merasa sedikit miris dengan pergerakan literasi saya sendiri, bahkan di Jombang waktu itu. Banyak yang punya niat berliterasi tapi tak ada wadah atau bahkan semangat (dukungan). Sehingga saya membuktikan sendiri kalau bergerak sendiri itu bisa. Akhirnya Dewan Kesenian yang semula vakum, kembali dihidupkan tahun 2018 awal dan saya dimasukkan sebagai komite sastra.

Kedua, untuk membagi waktu, sebenarnya ini sedikit sulit juga. Namun perlahan saya mulai menempatkan porsi yang dibutuhkan terlebih dulu. Saat masih kuliah kemarin, saya pagi kuliah, siang nulis blog, nulis untuk job, kemudian agak sore mengerjakan tugas. Sedangkan pada malam hari saya gunakan untuk menulis yang akan dikirim ke media, melengkapi tugas penerbitan (editing, layout, dsb). Mungkin hingga jam dua dini hari setelah itu saya tidur. Akan tetapi setelah lulus kuliah, saya mengambil full job sehingga pagi hingga pukul 12 siang mengerjakan job. Jam selanjutnya bisa untuk menulis blog, menulis puisi, cerpen dan apapun yang ingin saya tulis. Jika ada event bloger maka saya mencoba saling menukar jam untuk menulis.

Kiranya begitu.

Tanya
Padet amat ya, Kak. Hebat. Semoga selalu sehat yaa. Terus adakah jadwal me time, Kak? Di mana waktu untuk jalan-jalan dan memasak yang disebut dalam hobi?

Jawab
Saya masak coba-coba resep pas pulang ke Jombang hari Minggu. Dari pagi biasanya ingin coba campur ini itu. (Bisa lihat resep masakan saya di youtube) duh, jadi promosi.

Kalau jalan-jalan, tiap diundang ke event blogger itu sudah me time karena di sana ketemu banyak teman, bisa kulineran, bisa refreshing. Tapi, kalau ada waktu longgar yang lama saya bisanya mengembara ke beberapa kota buat ketemu teman-teman penulis. Begitu kiranya.


Tanya
Malem Anggi salam kenal.
Jika dilihat, banyak sekali tulisannya nangkring di media massa. Bisa nggak nih kasih tips biar tulisan teman-teman bisa dilirik.  Entah itu cerpen atau puisi.

Jawab
Selamat malam.
Tips untuk tulisan bisa dimuat media hanyalah,
1. Menulis, mengirim
2. Revisi atau tidak sama sekali
3. Konsisten
4. Kenali gaya media tersebut

Kita harus menulis dulu kemudian berani mengirimkannya. Kemudian jika tidak dimuat dalam 2 bulan bikin surat pencabutan karya, revisi ulang dan kirim lagi (bisa ke media sama atau berbeda). Selain itu harus konsisten. Jangan hanya mengirim satu karya dan berharap langsung dimuat. Semua butuh proses sehingga alangkah baiknya mengirim misal seminggu satu karya. Hantam terus media tersebut dengan karya kita. Namun jika tidak dimuat juga berarti ada di poin 4, yaitu tulisan kita bukan yang diinginkan media tersebut. Bagaimana cara agar kita tahu gaya dan karya seperti apa yang diinginkan? Baca karya-karya yang diterbitkan media tersebut dan pelajari karya model seperti apa yang cocok agar dimuat. Setiap media memiliki model karya berbeda-beda. Seperti yang sudah saya pelajari, misal Republika lebih suka yang religius, Media Indonesia lebih suka umum dan sosial. Hal-hal yang kadang dianggap sepele. Namun sebenarnya penting dipelajari sebelum mengirim karya.


Tanya
Salam kenal Mbak ⁨Anggi Putri. Pernah nggak sih Mbak bosan menulis? Jika iya, bagaimana mengatasinya? Trima kasih.

Jawab
Pernah.
Paling sering bosan kalau nulis artikel, mual karena kebanyakan.
Caranya biar nggak bosan saya baca novel teenlit biar bisa ketawa-ketiwi sendiri atau nge-mall ngadem bentar lah, atau pergi ke kafe sendiri liatin orang (aktivitas orang), pulangnya dapat ide lagi buat nulis.


Tanya
Hallo kak ⁨Anggi Putri⁩ salam kenal.  Eh mau tanya dong, apa dulu kendala pertama yang di alami saat memperkenalkan literasi di Kota Jombang. Banyak kah yang mendukung atau malah sebaliknya, soalnya banyak kan orang yang belum paham tentang pembuatan komunitas gimana cara memperkenalkan pada mereka, dan mengajak mereka untuk sama-sama bekerja sama dalam suatu komunitas literasi tersebut..
Terimakasih

Jawab
Iya, ini pahit sekali kalau ingat. Pertama saya punya komunitas yaitu saat di bangku SMA. Sangat sulit menggerakkan. Apalagi dulu belum ada grup WA. Saya sudah membuat proposal, logo, agenda kegiatan, dll. Bahkan saya membiayai kebutuhan terkait hal itu dengan dana pribadi (hasil ngajar ekskul Pramuka). Akhirnya saya menawarkan ke sekolah-sekolah tapi mereka tidak ada yang mau mendelegasikan siswanya untuk berkarya. Ini miris, padahal saya sudah kehujanan berkali-kali saat ke sekolah-sekolah. Tapi, ya sudah. Akhirnya saya menemukan 20 anggota kemudian kami meniatkan bergerak meski tidak cepat. Hingga sekarang saya tidak masuk dalam komunitas di Jombang, tapi sebagai pembimbing komunitas-komunitas. Menyarankan untuk kegiatan dan mencarikan pemateri jika diperlukan. Begitulah.

Kalau ini belum. Karena menulis sudah menjadi kebutuhan, bahkan passion yang menuntun saya ke jalan ini. Selain itu, sekarang saya bekerja sebagai content writer. Setelah semua liku-liku mungkin ini sudah titik yang dulu saya cari. Sehingga saya belum berpikir untuk berhenti menulis. Apalagi saya punya penerbitan yang harus saya tanamkan justru menyemangati banyak orang untuk segera menulis.

Kebetulan saya baru saja dibantu Kak Reyhan⁩ untuk membuat project kepenulisan di tiap SMA dengan hasil akhir buku antologi. Semoga bisa merambah banyak sekolah agar tahu literasi sebenarnya.


Tanya
Gimana peran orang sekitarnya nih Anggi? Orang tua dan pacar mungkin. Kayaknya sih padet jadwalnya. Oiya sekalian siapa nih kiblat/penulis yang bikin Anggi suka nulis?

Jawab
Dulu saya tidak boleh menulis.

"Menulis buang waktu saja."

"Menulis dapat apa?"

Dan pertanyaan lain diajukan ke saya. Namun setelah membuktikan dari juara lomba, diundang jadi pembicara, bisa membuat penerbitan dan menghasilkan, akhirnya percaya kalau nulis itu penting. Kemudian adik saya jadi suka baca karena saya tulang ngumpulin buku tiap ada uang, alhasil lemari nggak muat.

Kiblat menulis agak sulit ngomong ini. Tapi saya tidak pernah berpatokan kepada satu penulis kemudian meniru gayanya.

Tapi jika suka baca karya siapa saya suka Korrie Layun Rampan, Rendra, NH. Dini, Budi Darma, Sungging Raga, dan Bernard Batubara.


Tanya
Kebetulan saya dari Nganjuk, nih. Dan di sana saya lihat belum ada komunitas menulis atau yang lainnya. Jadi sedikit susah saya mau meminta dukungan kepada siapa ? Apa perlu pembuatan komunitas ini minta izin ke perpusda atau bagaimana, terus soal biaya yang kakak ceritakan itu dapat dari manakah kita pemasukan nya. Mohon bimbingannya karena saya sangat butuh dan awal sekali dalam hal ini ingin sekali mewujudkan komunitas ini di nganjuk nantinya

Jawab
Untuk membuat komunitas tidak perlu izin ke perpus. Tinggal buat saja. Namun jika ingin menjadi komunitas profesional bukan izin ke perpus tapi buat akta notaris (CV) atas nama komunitas. Hal yang utama yaitu memulai jangan pikirkan izin. Kita harus cepat bergerak daripada ide diambil oleh orang lain. Coba saja dengan mengumpulkan pencinta literasi kemudian buat diskusi


Tanya
Selain nulis merasa punya passion lain nggak? Kalau iya, gimana ngimbangin semuanya?

Jawab
Punya, masak sama makeup.

Saya juga MUA

Di blog sebenarnya saya juga menulis tentang beauty dan resep masakan. Cara mengimbanginya yaitu dengan melakukan ketiganya. Kadang saya buat video tentang makeup dan masak di Channel Youtube (Anggi Putri) saya. Memang agak aneh kalau dipikir tapi bisa kok dilakukan secara bersamaan. Alhamdulillah


Kesan dan Pesan dari Anggi Putri

Terima kasih untuk  Komunitas Fiksi Kudus.

Ilmu yang saya berikan hanya secuil saja dan lebih besar lagi semangat teman-teman di sini. Ketika kita memutuskan untuk bergabung dalam sebuah komunitas, maka kita sudah memiliki kewajiban untuk ikut mendorong dan membuat komunitas itu lebih bermanfaat baik bagi anggota maupun bagi masyarakat umum. Saya harap kawan-kawan di sini masih berada di jalan literasi yang benar, yang menghidupkan kehidupan.

Selamat jumpa InsyaAllah di Kudus tahun depan, semoga. Saya ada temu penyair Nusantara. Semoga bisa berjumpa dengan kota Kudus. Salam hangat doa kuat. SemangArt!

No comments:

Kegiatan

[Kegiatan][bleft]

Karya Kami

[Karya Kami][bleft]

Galeri

[Galeri][twocolumns]