Puisi-puisi Mangir Chan tentang Sampah
Mangir Chan*
SAMPAH, SERAPAH, SRIPAH
manatap raut wajah tanahku
muram memendam sampah
melihat sesak dada sungaiku
engap tersumbat sampah
memandang masam rona langitku
hitam mengandung sampah
jalan dan taman tak sepi dari sampah
pasar, trotoar, stasiun dan terminal kotor oleh sampah
lantas siapa yang salah?
jika aturan kita tak kuasa mencegah
jika budaya kita tak lagi mampu mengubah
jika mental kita justru tak mengenal arah
tak mengenal sampah
semua saling tuding
pembuang sampah dianggap otaknya miring
seketika menguap kata-kata ke segala ruang
dari mengumpat, melaknat hingga mengutuk tanpa gamang
mereka membuang tanpa pikir panjang
merusak lalu hilang melenggang
meninggalkan jejak luka bagi tanah, air dan udara
sedang kita hanya mampu menelan ludah
berkacak pinggang, berpaling muka, lalu melempar hujah
melantunkan syair amarah
mulut busuk muntah serapah
apakah kita tak tau
ataukah memang tak mau tau
jika karena ulah tangan-tangan liar
semaunya membuang limbah tanpa nalar
ikan di lautan mati
air kali mampet terbendung sedimentasi
udara tercemar karena polusi
tanah tak subur tersebab limbah industri
bumiku tak lagi miliki wajah
bumiku tak lagi bertubuh indah
ganasnya sampah membawa resah
bahkan nyawa manusia ikut terenggut sripah
Undaan, 20 Januari 2019
SISA PEMBAKARAN
dulu,
saat api melalap menghabisi
segala yang hidup
hingga tunas pun mati
tinggal abu dan arang
hangus pupus terpanggang
tanah gersang berserak
pohon gugur binasa
dimangsa kesewenangan
para pencari hasrat kepuasan
melihat tangan-tangan iba
mengais sisa pembakaran
bercampur sampah dan kotoran
hingga hangus penuh luka
perih pedih
ia, memilih sendiri jalannya
namun meski luka
tersundut panas bara menganga
tak gentar
walau sakit mengoyak jiwa
dan nyeri di sekujur tubuhnya
kini,
tangan-tangan itu
menggenggam erat abu dan arang
bercampur sampah dan tanah
dari sisa pembakaran
ia, menancap kuat ranting
yang mulai layu mongering
berharap muncul tunas baru
tumbuh teguh dan kukuh
semi bersama rindu
Undaan, 20 Januari 2019
MEREKA
mereka,
seperti lalat-lalat
berkerumun mengepung jasad
menghisap anyir darah
menjarah
mereka,
mencari tenang
meski berumah sampah
di kubang nanah
terjarah
Undaan, 20 Januari 2019
*Mangir Chan, memiliki nama asli Sulchan MS. Tinggal di Undaan Kudus Jawa Tengah. Suka menulis puisi dan naskah drama/teater. Aktif membina kelompok teater pelajar sekaligus sebagai koordinator Komunitas Omah Gatra ( Gandrung Sastra ) Undaan. Selain itu juga aktif sebagai anggota dari Keluarga Penulis Kudus (KPK). Karya puisinya banyak tergabung dalam Antologi Puisi bersama, Memo Anti Terorisme (MAT), Memo Anti Kekerasan Terhadap Anak (MAKTA), Bahtera Nelayan, Hijrah ke Jalan-MU, Puisi Arus Sungai, Puisi Peduli Hutan, Puisi Menolak Korupsi 6; Membedah Korupsi Kepala Daerah, dll. Bisa disapa lewat akun media sosialnya, Facebook: Mangir Chan ( Sulchan MS ), IG: @mangirchan, email: mangir.mangirchan@gmail.com
Agen poker terbesar dan terpercaya ARENADOMINO.COM
ReplyDeleteminimal depo dan wd cuma 20 ribu
dengan 1 userid sudah bisa bermain 8 games
pin BB : D_8_E_B_A_A_7_C
"JUDI POKER | TOGEL ONLINE | TEMBAK IKAN | CASINO | JUDI BOLA / SBOBET | SEMUA LENGKAP HANYA DI : WWW.DEWALOTTO.ME
ReplyDeleteDAFTAR DAN BERMAIN BERSAMA 1 ID BISA MAIN SEMUA GAMES YUKK>> pin BB : 7BF59345
"