Materi

[Materi][twocolumns]

Kau yang Menunggu Matahari Terbit dari Barat - Puisi El Eyra

puisi perdamaian El Eyra
kabut pagi (c) pxhere.com/en/photo/1446433

El Eyra

KAU YANG MENUNGGU MATAHARI TERBIT DARI BARAT


Pada suatu pagi, kau menghitung jarak
Kapan matahari akan terbit dari barat?
Satu kilo? Satu mil? Satu dekade? Atau satuan ribu cahaya?
Kau mengamati langit seolah ia berbisik kepadamu tentang sesuatu yang tabu
Bagaimana bisa kau bersahabat dengan mimpi?
Apa kewarasan telah hilang dari kepalamu?
Katamu,
"Dunia ini sudah tua, banyak manusia menderita."
Untuk itulah sangkakala Tuhan harus dibunyikan, agar kau dapat melihat matahari terbit dari barat
"Dunia ini sudah tua, banyak ibu kehilangan anaknya, anak kehilangan ayahnya, dan ayah kehilangan jati dirinya."
Pagi itu kau bersenandung kecil, tentang anak yang tak pernah merasakan hari raya
Apa itu hari raya? Apa yang dirayakan?
Sedang mesiu berdenging, molotov meledak, mereka tiarap menunggu ajal
Kau bilang sudah bosan melihat tak ada lagi kedamaian
Di ujung sana sibuk menghujat sesamanya, di ujung yang lain sibuk dengan granat dan senjata
Mana dunia yang dulu? Katamu.
Pagi itu...
Kau menghitung jarak seberapa dekat waktu matahari terbit dari barat.
Mari berhitung dari angka satu... dua ... tiga...
Saat waktu itu datang, kau pasti tersenyum sembari bilang, "Lihat, matahari benar-benar terbit dari barat!"



No comments:

Kegiatan

[Kegiatan][bleft]

Karya Kami

[Karya Kami][bleft]

Galeri

[Galeri][twocolumns]