Materi

[Materi][twocolumns]

Doa Rengginang - Fiksi Mini Reyhan M Abdurrohman

Rengginang (c) wikipedia

Doa Rengginang

Oleh: Reyhan M Abdurrohman


Emak terus membuat rengginang, padahal masih punya banyak persediaan. Tidak laku. Tapi dia terus membuat rengginag. Ratih, anak bungsunya sudah melarang emaknya membuat rengginang. Katanya, Ratih sudah bekerja, gajinya besar, emak istirahat saja. Tapi emak bersikeras tetap membuat rengginang, meski stoknya masih segudang.

Suatu pagi, rengginang-rengginang yang berada di gudang hilang. Tak tersisa satu pun, bahkan rengginang yang belum digoreng pun raib. Emak histeris. "Ada maling!" teriaknya. Ratih menghampiri emak, berusaha menenangkannya.

"Ratih membuangnya, Mak. Sebagian di gundang sudah melempem. Buat apa Emak masih membuat makanan ndeso itu?!”

Emak masih menangis. Emak akan terus membuat rengginang.

Terserah Emak saja. Ratih mau pergi. Ada dinas keluar kota, tiga hari.

Emak langsung menanak beras ketan yang masih tersisa. Setelah matang, ditiriskan dan dibentuknya lingkaran-lingkaran kecil untuk selanjutnya dijemur hingga kering. Emak sisipkan doa dalam setiap rengginang yang dibuat.

Semoga anak-anakku bisa berkumpul lagi seperti butiran beras ketan ini.

Suatu sore, rumah emak ramai. Sepuluh anak dan sembilan menantunya berkumpul. Calon suami Ratih yang akan membawa Ratih tinggal di ibukota pun datang. Sepertinya doa emak terkabul. Anak-anak emak sekarang berkumpul seperti beras ketan yang jadi rengginang. Tapi emak sudah tidak bisa melihat mereka. Emak terbaring tak bernapas untuk selamanya karena kelelahan membuat rengginang.


Cerita mini 200 kata

==========================
Reyhan M Abdurrohman, ketua Komunitas Fiksi Kudus.
Masih mencoba untuk produktif menulis.

No comments:

Kegiatan

[Kegiatan][bleft]

Karya Kami

[Karya Kami][bleft]

Galeri

[Galeri][twocolumns]