Sekawanan Gagak di Jurang Babi Yar - Antologi Cerpen KOFIKU
Bersama Sekawanan Gagak di Jurang Babi Yar |
Tak terasa Komunitas Fiksi Kudus yang dibentuk dengan segala kesederhanaannya sudah melewati usia satu tahun. Jika diibaratkan seorang bayi, adalah masa di mana banyak hal yang harus dipelajari, seperti bejalar berjalan atau belajar berbicara. Adalah tahap di mana mulai paham banyak hal. Pun mulai peka dengan sekitar.
Di umur bayi ini, kami masih perlu banyak belajar banyak hal, entah itu belajar memperbaiki kualitas tulisan kami, memperbaiki mood kami, memperbaiki tekad kami untuk berkarya, atau bahkan memperbaiki sisi internal dari komunitas kami sendiri.
Melahirkan sebuah buku bukanlah suatu pencapaian puncak dalam karir menulis. Namun yang lebih penting adalah kekonsistensi kita untuk terus menulis. Sebagaimana penyusunan antologi ini bukanlah suatu pencapaian bagi kita, melainkan suatu jalan untuk terus melaju dalam dunia literasi ini. Bisa jadi antologi ini adalah jadi cambuk bagi kami untuk terus berkarya.
Jika karya sudah dilempar ke publik, biarkan publik yang menilai. Sebagaimana antologi sederhana yang penyusunannya sangat singkat, bahkan ekspres. Kami menyadari masih banyak kekurangan yang ditemui dalam buku ini. Maka dari itu kami sangat membuka diri untuk berdiskusi bersama dalam sebuah forum Komunitas Fiksi Kudus.
“Menulis Fiksi
Membaca Fiksi
Diskusi Fiksi”
Komunitas Fiksi Kudus |
Judul Buku
Sekawanan Gagak di Jurang Babi Yar
Penulis
Komunitas Fiksi Kudus
Fadlillah Rumayn - Hidayatus Sholikah - Heri Sutrisno
El Eyra - Tony Ar-rofa - Izzatun Nada - Imam Khanafi
Firda Haruma - Bayu Rizqi Sutanto
Kang Aa..TM - Esok Wasesa - Reyhan M Abdurrohman
Editor
Reyhan M Abdurrohman
Sampul
Roeman-Art
Layout
Roeman-Art
Spesifikasi
vi + 130 hlm. 13 X 19 cm
Penerbit
KOFIKU Media
Harga
Rp 35.000,-
Dan setiap tanggal 29 september Jaeger pergi ke jurang Babi Yar. Duduk di atas bebatuan hampir tengah malam menanti kedatangan Azalea. Namun, yang dilihatnya hanyalah sekawanan gagak hitam berkoak di dahan. Seakan memberitahukan bahwa kekejaman telah membuat mereka menjadi arwah penasaran. Mata Jaeger menangkap gagak hitam yang bertengger di dahan lapuk dengan nyalang biru memandang. Jaeger menatap lamat gagak itu. Jaeger merasakan ada semacam kekuatan gaib di mata gagak itu. Mata teduh yang sama dirasakan Jaeger saat pertama kali menatap Azalea.
(Sekawanan Gagak di Jurang Babi Yar, karya Heri Sutrisno)
Konon salah seorang warga desa yang tengah memotong bambu di dekat rumahnya, melihat Purau melempar batu tiga kali ke arah danau lalu beberapa ekor Gagak menghampirinya. Selepas itu seperti kepercayaan mereka, “Setelah ini kau yang mati.” Salah seorang warga desa meninggal dunia. Tiada yang paham benar bagaimana itu dipastikan terjadi, pasalnya Mbah Parmin yang memorgoki janda itu keburu meninggal dunia beberapa minggu setelah peristiwa yang “diduga” tertangkap basah itu.
(Perempuan Pemanggil Gagak, karya Izzatun Nada)
Sekawanan Gagak di Jurang Babi Yar |
No comments: